Bersih Desa Padukuhan Kalialang Sejumlah Warga Minta dicium Sang Sinden

Lebu Katiup Angin 01 Juli 2022 01:47:10 WIB

desakalitekuk.gunungkidulkab.go.id, Bersih desa merupakan tradisi turun temurun dalam masyarakat jawa khususnya, ritual bersih desa telah dilaksanakan berabad-abad lamanya. Ritual ini merupakan wujud bersatunya manusia dengan alam. Bersih Desa dapat diartikan juga sebagai wujud rasa syukur masyarakat desa atas nikmat yang diberikan Tuhan kepada masyarakat, baik dari hasil panen, kesehatan, dan kesejahteraan yang telah diperoleh selama setahun dan juga sebagai permohonan akan keselamatan dan kesejahteraan warga desa untuk satu tahun mendatang. Pelaksanaanya pun tidak sembarangan ditentukan, melainkan ada hari-hari tertentu di dalam kalender Jawa yang merupakan hari sakral untuk melaksanakan Ritual Bersih Desa ini.

Selaras dengan hal itu masyarakat Kalurahan Kalitekuk sedang melaksanakannya di berbagai wilayah padukuhan. Ada banyak manfaat yang diperoleh dari penelenggaraan upacara ini, diantaranya :

  1. Pendidikan karakter warga dimana warga diajarkan terbiasa bersyukur atas sega nikmat dan pemberian Tuhannya dalam petatah jawa “Narima Ing Pandum”
  2. Memupuk rasa persaudaraan antar warga tanpa memandang kasta dan kedudukan, karena tidak memandang bulu semua bahu membahu.
  3. Membina persatuan dan kesatuan, Guyup rukun adalah slogan bermasyarakat
  4. Wahana diskusi pembangunan desa.

Begitu halnya yang dilakukan warga masyarakat Padukuhan Kalialang, Pergelaran tahun ini terlihat begitu istimewa pasalnya kegiatan semacam ini sudah terhenti di 2 tahun terahir akibat pandemi covid 19. Serangkaian kegiatan pun dilaksanakan dalam upacara adat Bersih Desa kali ini diantaranya :

  1. Kerjabakti kebersihan lingkungan
  2. Kerjabakti membersihkan sumber mata air, dimana mata air merupakan symbol kehidupan.
  3. Kenduri Istigozah dan Doa Bersama untuk keselamatan dan kesejahteraan warga desa.
  4. Pertujukan Seni Rakyat (Tayuban)
  5. Rembug Pembangunan Desa

Ada yang unik dari pertunjukan seni Tayuban ini, dimana warga masyarakat yang membawa balita meminta atau dimintakan cium dari sang sinden Tayub.  Hal ini dilakukan agar mereka tidak mengalami gangguan dari roh roh jahat yang dipercaya ikut menyaksikan pertunukan seni ini. Disampping itu sinden merupaka ikon dari seni Tayuban ini jadi diharapkan mereka kelak akan menjadi yang terdepan ikon dalam setiap kebaikan, sebagai contoh untuk warga sekitarnya.dan juga mampu menjadi pelestari budaya jawa ini kelak.

 

Belum ada komentar atas artikel ini, silakan tuliskan dalam formulir berikut ini

Formulir Penulisan Komentar

Nama
Alamat e-mail
Kode Keamanan
Komentar
 

Pencarian

Komentar Terkini

Media Sosial

FacebookTwitterGoogle PlussYoutubeInstagram

Statistik Kunjungan

Hari ini
Kemarin
Pengunjung